Pengalaman unforgettable bagiku adalah ketika ketinggalan pesawat kemaren. Tidur di airport bagai homeless menanti penerbangan berikut keesokan harinya. — Rasanya hanya ada satu orang terkenal lagi di dunia selain aku yang pernah ngerasain:
Tom Hanks
Kenapa sih bisa begitu? Padahal aku sudah di ruang tunggu. Mungkin announcer-nya di-silent. Mungkin mereka kasih tau ruang yang salah. Mungkin tiketku dijual ke orang laen. Mungkin aku terlalu sibuk dengan gadget-ku. Mungkin —
Yeah. Okay. Aku memang salah. I didn’t pay attention. Aku ngga perhatian. Aku sibuk dengan pikiran sendiri. Bahasa ndesonya: ngelamun.
Andai saja aku menanti pesawat dengan penuh konsentrasi. Andai saja aku lebih perhatian. Andai saja aku ngga pake nyambi online, sms-an, nelpon, cuci baju, nyalon… Andai saja… aku lebih serius menjalani hidup. Lho? Kok pikiranku ke situ? Yesss, because…
Hal yang sepenting ini kok aku abaikan? Itu artinya:
• Ternyata aku ngga bisa bedain mana yang penting, mana yang enggak.
• Bedain kedua hal itu aja gagal, mana bisa kasih skala prioritas?
• Jadi aku bingung dengan prioritas. Sebenernya aku serius ngga sih jalani hidup?
OK. Pikiran orang panik memang ke mana-mana. Even though setelah agak tenang, aku sadar bahwa memang itu big question-nya.
Apakah aku serius dengan apapun yang aku lakukan? … Tidak selalu.
Good. Baguslah aku sadar. Tekad kuat: mulai sekarang aku kudu serius, konsentrasi, fokus terhadap segala tindakan untuk mencapai tujuanku.
[Exhale] Aku memang kehilangan duit sekitar 700.000. Tapi jika ditukar dengan pelajaran berharga ini, apa artinya?
[PS: Boleh lain kali aku kasih tips nginep di airport?]