Twitter vs Facebook

twitter_vs_fbPagi ini aku mulai mimpi. Di mimpiku ini, aku sedang bangun pagi.

Artinya bisa macem-macem. Mungkin aku baru bisa tidur pagi hari, cuma sebentar. Mungkin aku ngga bisa tidur. Mungkin aku mimpi basah (wait… masa iya?). Eniwe… itu kalimat yang aku posting di Twitter.

Temen-temen males pake Twitter. Bingung. Fasilitasnya aneh. Ada yang bikin ngga enak ati: kenapa “Friends” itu disebut “Following/Follower”? Kesannya sok ngetop gitu, kok kudu di-follow/men-follow orang. Emangnya siapa sih low?

Penelitian psikologis yang bilang bahwa ikutan Twitter bikin orang lebih dumb, sementara ikutan Facebook jadi lebih smart. Ngga asal ngomong nulis, memang ada penelitiannya. Logikanya: di Facebook orang bisa meng-organize teman (walah! Kayak barang aja.). dan banyak aplikasi game untuk merangsang otak berstrategi. Sementara di Twitter, orang cuma kebanjiran informasi.

Well, nggak juga. Makanya dari awal, ikuti orang yang kira2 bisa kasih informasi berguna. Baca dulu twit-twit dia (tuiiitt… tuiiitt…), baru follow.

Enakan ikut Twitter atau Facebook? Eng… ing… eeengg…..

Kenapa ikut Facebook?

  1. Cari temen. Bisa temen saat ini, dulu (temen yang udah lamaaaa ngga ketemu) dan yang akan datang (belum pernah ketemu) atau… bisa juga sih temen khayalan. Sebenernya aku kepengen temenan ama Superman atau Donal Bebek.
  2. Cari tanggapan atau cari perhatian. Posting aja status, siap-siap dikomentarin orang. Komentarinya bisa bikin seneng, sedih, ngamuk-ngamuk, sakit hati, merana, menderita… — lho… kok tambah ngga enak gitu??– Tapi yang paling bikin bete adalah ngga ada yang nanggepin, dicuekin atau dianggap enggak pernah ada. Kalo begini, koreksi. Jangan pake baju tembus pandang.

Kenapa ikut Twitter?

  1. Di Twitter kita berinteraksi dengan orang yang nggak dikenal. Alasannya? Hobi, karir, pekerjaan, sosial dsb. Kita bisa cari sesuatu di twit dia yang mungkin ada gunanya. Contoh, aku follow Tino Sidin (bukan nama sebenarnya, suer!) karena dia pintar melukis. Siapa tau dia ada info tentang lukisan telanjang? Lukisan kuda jongkok misalnya?
  2. Cari topik yang lebih fokus. Kalo aku hobi melukis, aku akan follow si Tino Sidin, si Basuki Abdullah atau si Picasso. Pasti mereka ngobrolnya soal lukisaaaan terus. Bukan iPhone.
  3. Belajar hal baru. Aku jadi tau, si Tino Sidin ini sukanya apa sih? Siapa sih yang menginspirasi si Tino Sidin? Kira-kira, aku bisa merekomendasikan si Tino Sidin ini ke si Bill Gates ngga? Pakai menu mention ‘@tinosidin @billgates’, misalnya)

Semua punya kelebihan – kekurangan. Pilih satu, dua-duanya atau ngga pilih sama sekali, boleh-boleh saja. Sharing, anyone?

About Bung Iwan

Punya tangan kiri seorang pelukis, tangan kanan seorang penulis dan imajinasi menggabungkan keduanya. View all posts by Bung Iwan

3 responses to “Twitter vs Facebook

Leave a reply to gembil Cancel reply